Merdeka…!!
Sesuatu hal sering kali di hadapkan dua hal yang berdampingan antara baik dan buruk, atas dan bawah, siang dan malam, gagal dan sukses. Tentu ada konsekuensi logis yang harus dilakukan untuk menghadapi dua hal tersebut diatas, maka disini di sediakan ruang untuk mengexpresikan dirimu tentang segala hal apapun itu.Thanks
ya memang, baru tahu ya ?
Wah banyak-banyak kupas tentang buku saja yah, biar saya yang dipinggiran hutan ini tahun buku2 menarik meskipun tidak bisa beli.
Wassalam
Sebenarnya saya harus banyak belajar ama kang Urip. Gini kang kita sebenarnya mau nyampain beberapa ulasan buku biar walaupun gak beli tetap tahu yah kadang sumbernya dari kang urip juga, gak pa pa kan kan. thank atas kunjunganya gimana nih kira2 utk meningkatkan kualitas blog gw kang ?
thank atas masukannya
Salam Kenal
Salam kenal balik, terima kasih atas kunjungannya. tadi saya sempat “ngintip” balik blog nya, kapan nih ada undangan naik gunung ??
Salam kenal buat pemilik blog. Kalau hidup adalah pilihan, bagaimana dengan takdir??
Apakah pilihan hanya ada 2 saja? ujian aja multiple choice jawabannya disediakan 5 ha..ha..
Salam kenal
Salam kenal balik mas,
@andrie2005 : Hidup sebagai pilihan Vs Takdir
From :http://sumeleh.wordpress.com
….Lantas apa takdir yang bisa kita minta untuk dirubah ?
Misalkan nasib kita ditakdirkan miskin. Kita bisa minta dan berusaha serta berdo’a pada Allah. Dengan usaha keras, kerja keras, maka takdir kita yang tadinya sudah dituliskan jadi miskin, bisa saja kalau Allah menghendaki berubah menjadi kaya.
Karena apa,.? Karena Allah sudah berfirman ” Allah menghapuskan (ketentuan yang sudah ditetapkanNya), dan menetapkan ketentuan yang sudah ditetapkanNya pula. “.
Itu pulalah gunanya firman Allah : ” Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu sendiri yang merubahnya “….
Mungkin bisa sedikit bantu tulisan saya mas, dan untuk senior yang lain mungkin bisa tambahi ?
@susiloutomo
Ya mas nanti kita tambahi lagi he..he..he..
“Hari ini adalah buah dari keputusan pilihan masa lalu. Masa depan adalah buah keputusan pilihan hari ini”. Jadi hidup ini memang pilihan. Saya setuju dengan pendapat Anda Mas Abudiarso.
Hari ini saya MEMILIH untuk berprofesi menjadi seorang Performance Coach. Kita tunggu saja Mas Abudiarso apa yang akan terjadi dengan masa depan. Tapi saya tetap MEMILIH optimis. Karena saya yakin banyak orang akan meningkat performance setelah saya dampingi dan bimbing.
Salam kenal terima kasih sudah mengunjungi blog saya. Saya banyak belajar juga dari Anda kok.
Progresif Mind, Progresif Act!
Krisnawan Putra
Performance Coach
Terima kasih mas Krisnawan atas comment nya, semoga menjadikan saya lebih yakin terhadap pilihan saya. thanks
Salam Progresif !!
Abudiarso
Salam Kenal
Saya setuju banget dengan pendapat sampeyan, hidup itu adalah pilihan. Artinya, kita bebas menentukan pilihan. Barangkali yang perlu kita selalu ingat saat membuat pilihan adalah bahwa setiap pilihan itu mengandung konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi tersebut bisa baik atau buruk, bergantung pada pilihan kita.
Mengenai takdir, pada hemat saya ada dua macam. Pertama, takdir yang kita harus menerimanya. Misalnya, jenis kelamin, kita anak siapa, di negara mana kita dilahirkan, kematian, etc. Kedua, takdir yang merupakan konsekuensi atas pilihan-pilihan yang kita lakukan.
Demikian pendapat saya. Salam kenal.
http://rohadieducation.wordpress.com
memang… Tuhan sudah mengemasnya seperti itu…
no reatret no surender
karena hidup pilihan, maka saya milih untuk bahagia lahir batin, dunia dan akhirat pak:)
To : Mataharicinta
Salam kenal ya, Pilihan yang dihadapan kita memang beragam namun yang hal penting yang harus kita ingat adalah “mau tidak kita bayar harganya, kerja keras, ulet, disiplin dsb”. Sukses
Saya setuju dengan Mas, bahwa memang manusia diberi otak oleh Tuhan YME adalah untuk dapat dipergunakan berpikir. Jadi kita dihadapakan pada banyak pilihan yang hitam putih, kadang-kadang juga abu-abu, bahkan mungkin pilihan ini yang terbanyak di dunia yang fana ini. Dengan kata lain pakailah otak ini jangan cuma dibawa ke mana-mana dan kadang-kadang lebih banyak dari kita ini menggunakan otot dari pada otak. Tul nggak…?
kalo milih itu tidak sulit. Yang sulit itu konsekuensinya…
tergantung dari mana memandang, bisa pilihan n bisa “bukan” pilihan.
kalo hidup pilihan maka orang hanya pingin hidup ndak pingin mati. begitu juga kalo sehan dan sakit pilihan maka orang ndak mau pulih sakit. jadi yang ada hanya mengupayakan dan mensikapi dengan arif…