…….Kompetisi di bulan ramadhan tahun ini sedikit berbeda, bisa kita amati biasanya program sahur yang ada di TV selalu dihiasi persaingan operator telekomunikasi dalam meraih pelanggan menjelang hari raya Idul Fitri yang biasanya memang ”menaikkan revenue” operator telekomunikasi. TV A misalnya si ”Merah”, kemudian TV B si ”Kuning” dan sebagainya namun kelihatannya si ”Kuning” lebih dominan dari biasanya (termasuk persaingan tempat pemasangan umbul-umbul atau spanduk dan juga pengecatan), ada apa ya dengan si merah kok tidak agresif ?…….
Telekomunikasi Indonesia memang sangat semarak di akhir-akhir ini, selama tahun 2007 operator lama ”the big 3” sibuk bersaing mengejar layanan 3G dan operator baru bersaing menggelar jaringan sinyal di imbangi dengan perang tarif, Hebat. Hemat begitu jargon salah satu operator kita. Sebagai operator baru tentu ini awal perjalanan, mereka harus ”berbeda” agar kelihatan, namun bagi operator besar tidak hanya pelanggan yang dikejar namun service juga menjadi prioritas.
Isu market leader sudah menjadi kekuatan tersendiri untuk menambah jumlah pelanggan operator tertentu, dengan semakin banyaknya pemakai maka biaya komunikasi akan semakin murah karena si operator memang memberlakukan tarif khusus untuk sesama pemakainya, dan sekarang hal ini sudah umum terjadi.
Persaingan bisnis telekomunikasi diimbangi dengan semakin cerdasnya masyarakat sebagai pemakai, mereka tidak mudah terkecoh dengan obral dan janji operator yang intinya program obral tarif akan berlaku bila melakukan telepon sekian menit dulu baru tarif obral berlaku, atau kalau kamu melakukan panggilan malam hari atau….atau,,, atau….semuanya sesama operator (waspadalah dengan tanda * di iklan program, biasanya ditulis kecil)
Menjadi Market Leader tentu sangat menguntungkan namun kalau tidak dimbangi dengan dengan service atau pelayanan tentu pelan-pelan akan ditinggalkan oleh pemakainya, mereka ”membutuhkan” karena terpaksa seperti telephone rumah (PSTN) yang saat ini sudah jauh ketinggalan dari pelanggan seluler. Seperti dilansir sebuah majalah telekomunikasi, pelanggan kita masih 75 Jutaan dari 220 juta targetnya, masih banyak kesempatan operator manapun untuk menjadi market leader, namun harapannya disesuaikan dengan kapasitas daya tampung operator, jangan sampai terjadi drop call / gagal panggil karena kelebihan muatan.
Menjadi Service Leader. Beberapa lembaga penelitian sering mengadakan survey kepada pelanggan tentang layanan operator diwujudkan dalam pemberian ”Predikat The Best” bagi operator yang mendapatkannya. Terbukti survey ini sangat manjur untuk meningkatkan performance pelayanan operator kepada pelanggannya, perbaikan performance mulai dari customer service, Call Center, sales serta delivery nya menjadikan operator semakin dicintai pelanggannya.
Sudah menjadi informasi umum bahwa semua operator yang beroperasi di indonesia, kebanyakan sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing sehingga jangan sampai muncul persepsi mereka datang untuk semata-mata mengeruk keuntungan tanpa mempedulikan kualitas pelayanan kepada pelanggannya.
Jadi………..semoga tidak agresif nya si ”Merah” memang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pelanggan yang sudah ada, bukannya karena takut kapasitasnya tidak memenuhi yang berakibat terjadi drop call atau gagal panggil. Go Service Leader, Sukses !!
Komentar Terbaru